Tentang Diri Sendiri

Kau tau apa soal cinta?
Tanya hujan pada diamku.
Aku tak tahu apa-apa soal cinta
Aku hanya mampu merasanya

Kau tau apa tentang kejujuran?
Tanya kabut pada sepiku
Aku buta tentang kejujuran
Yang aku tahu bahwa itu perlu

Kau paham apa tentang air mata?
Tanya senja pada murungku
Aku tahu itu tanda kesedihan
Tapi sulit mengerti apa yang mebuatnya begitu

Kau hanya perlu tahu tentang dirimu sendiri
Bisik angin dalam sesakku

AKU SI BINATANG JALANG

SIAPA YANG TAK KENAL DENGAN CHAIRIL ANWAR???

Dialah pencipta AKU SI BINATANG JALANG. Sang maestro yang wafat tepat 28 April, 63 tahun silam

Dan, hari ini, Sabtu, 28 April 2012.  Sayapun tergelitik untuk menulis tentang sosok yang pada masa perang turut melawan penjajah yang di terjemahkan lewat kata dan tulisan-tulisannya. Hingga berujung dengan berulang kalinya Chairil Anwar di jebloskan ke dalam pasung bui oleh pemerinta kolonial.

Saya bukan pengamat atau pembuat syair, saya juga bukan pandai sastra, namun sebagai orang muda, saya percaya bahwa Aku mau hidup seribu tahun lagi yang di torehkan Seorang Chairil, Menandakan puisi memang tak pernah mati, puisi akan hidup dalam sanubari anak-anak negeri di tiap generasi. Dan yang pasti tak terbatas hanya pada satu laspisan usia di tiap jaman. Continue reading

Pagi

Wajah pagi, pemula hari
Mentari hadir mengisi jantung,
menghidupi.

Aku terbang tanpa sayap
Menembus mega, mengusap cakrwala
dan aku terbuai bisik merdunya.

Merasakan pagi dengan segala romansanya
Menyelam dalam arus nadi,
menghidupi.

Suara-suara,
bisik-bisik,
dua menjadi satu

Syahdu

achh… Manusia

Manusia – manusia
lari – lari, teriak-teriak
mengibar tinggi-tinggi bendera
membakar ban jalan retak

Peluru datang. mengirimkan hasap putih tebal
gas air mata rupanya menghantam
Manusia-manusia
berhamburan; menerjang segala yang ada

Manusia-manusia
menghindar dari hasap
meninggalkan moncong senjata
berisi racun gas air mata

Manusia-manusia
berseragam lengkap
bersepatu keras
berlaras panjang dan tongkat

Berbaris dengan pagar dan betis
Melotot kekiri kekanan
mencari sasaran untuk di serang
1… 2… 3.. Tembak

Manusia-manusia
bukankah kalian sama
Sama-sama anak bangsa
sama-sama warga negara

Ahh.. kenapa kalian terus bertikai
saling ketok kepala
saling lempar dan sumpah serapah
BBM meledak – ledak

Berdiri Pada Waktu

Berdiri pada rentang waktu yang panjang..
Menatap diam jarum jam;
Adakah detak jantungku hadir didalamnya?
Walau triak menggulung di krongkongan…

Suara sumbang berganti musim
Terbawa kencang hembusan angin
Terhempas daun-daun yang berguguran..
Menujam mendung, menghantam awan kelam.

Waktu tak terhenti
dan tak akan terhenti
Menyelami waktu
Menyapa segala ketentuan

Seperti puisi yang tak pernah di mengerti
Meluncur, bergejolak di bola mata
Mengiris batas garis imaji
Begitulah sang langit mengabari waktu.

Jakarta, 24 Maret 2012 

kau

14 April 2011 jam 23:08

Apa yang mampu kugoreskan?
kala tak ada hal yang mampir mengilhami…

ketika realita tak cukup meninspirasi
rasa menjadi penghias saat kosong menyesaki imaji… 

bersama syair-syair lama yang telah lapuk;
ku coba meraba-raba malamu

diantara gelap dan terang kusinggahi ruangmu
untuk kuhadirkan dalam puisiku…

perempuan bercadar hitam

Puisi ini gua tulis khusus buat cem-ceman gua, gua suka banget ngeliat salah satu foto closupnya doi. waktu itu sih gua nulisnya di facebook, sekarang gua import ke nih blog.
gua tulis beberapa bulan lalu, tapatnya tanggal 12 Maret 2011 jam 21:17

seketika datang waktu
berbalut gusar karena rindu..

tatapnya yang tajam
membuat malam menjadi mendayu dayu

semua terceritakan pada langit yang cerah
wajahnya  tergambar jelas di sana
dengan sorot mata yang begitu berarti
menyembul di antara balutan hitam cadar.

Suara malam terus saja memanggil,
tentang cinta dan kebahagiaan.
tentang rasa dan pilihan

perempuan bercadar hitam
mengusik hati dalam diam
mengurai sepi yang panjang
menepis senyum dalam tempo perlahan….