bukan penulis

Suatu hari di desa yang sangat sepi ada sebuah gubuk yg di huni oleh seorang kake tua bernama Mbah Marijan….

Begitu kira – kira yg selalu menjadi pembuka di setiap tulisan (biasanya sih nyebut karangan), sama sekali ga ada yang luar biasa. Di bilang monoton? Saya pikir bukan cuma monoton, lebih dari itu bisa di bilang sungguh membosankan, namun tetep saja itu bagian dari kebanggaan saya saat itu, karena hampir semua temen sekelas saya di SD dulu sama sekali ga berbeda dengan apa yg saya tulis, “PADA SUATU HARI”

saya sadar, saya jauh berbeda dengan Chairil Anwar, saya ngerti saya sama sekali bukan Jenar Maesayu, apalagi di setarakan dengan Buya Hamka. Namun begitu saya berusaha untuk mensyukurinya karena saya masih bisa menulis meski dengan kalimat pembuka “pada suatu hari”.

Terlepas dari semua, saya ko merasa yakin yah; kalau kalimat “pada suatu hari” masih mejadi kalimat yg paling populer dan sering di selipkan dalam tulisan setidaknya hingga saat ini.

Leave a comment