PERSIJA CUMA MLIK ORANG BETAWI??

foto: Illa Verdila

Tulisan ini sebenarnya buat bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2010.

Jakarta, dengan segudang kesibukan dan segala problematika yang ada, seolah telah menjadi tradisi dan rutinitas di kota yang merupakan Ibukota negara. Dengan jumlah penduduk yang bisa dibilang sangat padat, lebih dari 9 juta jiwa, membuat Jakarta menyandang kota metropolitan. Penduduk nya-pun tidak hanya di dominasi oleh orang asli dengan etnis Betawinya, tetapi juga para pendatang dari luar kota di seluruh Indonesia bahkan manca negara. Jakarta yang bagi sebagian orang dianggap dapat menjawab segala kebutuhan hidup, menjadikan Jakarta sebagai tempat bermuara banyak kalangan dari berbagai latar belakang profesi suku dan etnis. Sehingga wajar kalo Jakarta disebut sebagai kota multi ras.

Meskipun Jakarta mempunyai suku asli, yakni betawi, tatapi pada kenyataannya sangat sulit untuk bisa membedakan antara orang pribumi dan pendatang. Rasanya sangat lah “lebay” kalau kita menyebut sesorang asli betawi hanya karena logat bicara dan atau berdasarkan silsilah garis keturunan. Karena bila kita melihat kebelakang “pegimane” asal muasal lahirnya etnis Betawi, justru timbul dari hasil kawin-mawin antar etnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia saat itu. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa…… Kita kembali ke masa sekarang ini. Diantara kesibukan dan semerautnya kota, ada satu hal yang sangat sulit untuk dapat dipisahkan dari Jakarta, yup… apalagi kalau bukan PERSIJA kebanggaan warga Jakarta. Tim yang di dirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernamaVoetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ) ini memeliki tempat tersendiri di hati para pendukung fanatiknya, Jakmania.

Jakmania yang sejak tahun 1997 setia mendukung ––saat di kandang maupun tandang–– Macan Kemayoran berlaga, berangsur menjadi sebuah komunitas yang bisa dibilang besar. Anggotanya pun hadir dari berbagai kalangan dan latar belakang, mulai dari anak-anak, remaja, mahasiswa, para pekerja bahkan tak sedikit para wanita, yang membuat  komunitas berlambang “Jempol dan Telunjuk” mampu mencuri perhatian banyak orang tak terkecuali pendukung tim lawan. Para TheJakmania hadir dari berbagai pelosok di wilayah Jakarta, menanggalkan kesukuannya serta melupakan rutinitas dan segala kesibukannya demi manyaksikan tim kesayangan. Berbagai macam cara di lakukan untuk menunjukan kecintaan mereka kepada Persija. Kita belum membicarakan berapa banyak The Jak yang selalu menyaksikan dengan antusiasme tiap kali tim oren berlaga di layar kaca. bila di gabungkan, mungkin setengah jumlah warga –– bukan cuma orang betawi–– Jakarta merupakan pendukung setia PERSIJA.

Yang kemudian menjadi hal menarik adalah; tidak semua warga Jakarta adalah orang asli Betawi, walaupun sebagian besar Jakmania adalah orang betawi (termasuk saya), hal ini sangatlah jelas untuk kita tarik sebuah benang merah bahwa PERSIJA milik semua, dan bukan hanya milik orang betawi semata. Yang lebih mengejutkan (setidaknya buat saya), para oren sejati tidak hanya berdomisili di sekitar wilayah Jakarta dan Pulau Jawa saja, tetapi menyebar ke berbagai daerah di seluruh indonesia, bahkan ada Jakmania yang berkedudukan di Jepang. Terlepas dari berapa banyak jumlah mereka, atau bahkan mungkin mereka adalah kaum minoritas di wilayahnya, rasanya lebih dari cukup untuk di jadikan penegas bahwa PERSIJA milik semua. Apapun Nama mereka, berapa banyak mereka, dimanapun mereka berada, mereka adalah satu jiwa dengan para TheJakmania yang berada di Jakarta. Dengan warna, teriakan dan nyanyian penyemangat yang sama, bersatu dan tak pernah lelah mendukung untuk kemenangan dan kejayaan PERSIJA.

Pernyataan, bahwa PERSIJA hanya milik orang betawi saja ternyata salah besar. Berkaca dari fenomena luar biasa yang ada, sangatlah pantas kalau Tim sekaliber PERSIJA Jakarta dicintai dan di miliki banyak orang di manapun berada dan  ––sekali lagi–– bukan hanya orang Betawi semata.

MarSyahid@JaKantor Communty

Leave a comment