Untukmu Suntuk

catatan facebook pada 04 Maret 2011 jam 0:59

sabagian orang yang mengenal saya, barangkali sadar betul apa yang saya alami minggu-minggu ini, jungkir balik atau tepatnya menjungkir balikan waktu, mungkin mejadi rujukan yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang ada. Harus berjuang menahan kantuk, duduk diantara setumpuk kebosanan sembari menyusun setrategi, menghadapi aktifitas selanjutnya, seperti salah satu setatus saya di salah satu malam  “kembali harus bercumbu dengan malam, merasakan mesra belaian angin… sesuatu yang sama sekali tak romantis…”

Tak berselang lama, setelah bulan pergi dan matahari mulai mengepakan sayapnya kembali saya menulis status “kalo beberapa jam yang lalu bercumbu dengan malam, kini saatnya bercumbu dengan secangkir kopi… *sedikit lebih romantis… meski tak ada belaian angin”

Sepanjang minggu kemaren keadaan memang mamaksa saya untuk rela memberikan jatah istirahat saya untuk  beberapa pekerjaan dan kegiatan… siatuasi yang membuat saya ga akan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan, semisal? “lu ga cape?, kapan tidurnya? kapan lu pulang ke rumah?” bosen ga si lu?”, entah lah.. *nikmatin aja

ga tau karena efek kerbiasaan atau saya yang memang mengada-ngada, malam ini saya kembali mengalami sesuatu yang saya alami sepanjang minggu kemaren, melek di sepanjang malam. Padahal, seharusnya malam ini saya bisa lebih nynyak tidur karena kerjaan udah selesai.

sebelum lanjut saya mao bilang kalo sepanjang hari ini, selain menyelesaikan pekerjaan, saya sibuk membalas kiriman doa dan ucapan ultah di wall… (ga percaya silahkan liat sendiri di wall saya.. heheheh)…

kali ini saya kembali di buat keder oleh malam.. barangkali karena malam marah pada saya, lantaran  tak memanfaatkannya dengan baik.. hehehehe.

Tapi malem ini juga menjadi keberuntungan buat saya, saya menemukan salah satu blog -entah siaapa pemiliknya- yang tulisan-tulisannya seru abisss, enak dibaca dan sangat menginspiratif… saya seperti sedang berdiri tepat didepan panggung  dengan berbagai atraksi dan hiburan di atasnya yang megah, disuguhkan penari penari yang anggun dan cantik, berikutnya sebuah seni peran, pertunjukan yang lugas mengisahkan banyak hal…kebrutalan, tangis, tawa, canda hingga romantisnya sebuah cinta dan hangatnya senja. Sesuatu yang kemudian membuat saya lupa untuk bertanya, apa kabar hari dan malam yang sebenarnya??

Sejam berlalu.. pertunjukan memang belum sepenuhnya selesai. Namun kebosanan yang menghatui saya pelan-pelan beranjak, sendi otak terasa sedikit tenang, kembali sedikit normal menemukan secuil pemikiran cemerlang… malam ini harus berusaha dan bisa tidur, lalu kembali terjaga di pagi hari.

Akhirya sebuah kalimat menjadi penyudah dari kesuntukan saya malam ini; “..satu tugas nyaris hilang terbawa angin malam, tugas yang laen siap menerpa bersama embun dan fajar…:

Leave a comment