Talenta Muda berbakat asal DKI Jakarta

Menularkan kebaikan, barangkalai menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan hal yang terjadi saat ini. Menulis dan kembali memberikan kontribusi dalam blog ini, seperti yang di lakukan Bahtiar Riva’i teman saya di komunitas Jakantor… bahkan bisa di bilang dia telah menjadi “korban” ketagihan untuk mengisi blog ini.

Entah sebuah kebetulan atau memang seharusnya seperti itu, tapi bagi saya pribadi, ini merupakan kambar yang amat menggembirakan, “Bak gayung bersambut”, ketika saya menwarkan kepada beliau untuk mengisi blog ini… dan tulisan yang bakal anda nikmati adalah tulisan ke tiga kalinya yang menghiasi halaman putih oren dalam blog ini…

Selamat membaca….

Korupsi Kolusi di persepakbolaan Indonesia sebenarnya sudah mengakar sampai kelas turnamen paling bawah propinsi. Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) dan Pekan Olahraga (Porda) Daerah rutin dilakukan oleh pemerintahan DKI Jakarta. Sewaktu saya masih SMP dan SMA sempat saya mengikuti kompetisi untuk tingkat wilayah tepatnya sesuai tempat tinggal saya yaitu Jakarta Selatan. Waktu itu saya masuk pada tim kecamatan Mampang Prapatan, yang sayangnya terhenti dibabak penyisihan group pada kompetisi tersebut.

Selanjutnya setelah itu saya mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi untuk kejuaraan Pekan Olahraga Daerah (Porda) tim Jakarta Selatan. Kompetisi ini juga bertujuan sebagai ajang pencarian bakat muda sepakbola DKI Jakarta. Seleksi yang dilakukan sangat ketat dan keras. Dihari pertama saya mengikuti tes langsung disuguhkan dengan tes Fisik para pemain yang mengikuti seleksi, saat itu seleksi dilakukan di lapangan Bloks-s Kebayoran Baru yang memang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Setelah beberapa hari mengikuti tes, dan lolos hingga proses tes terakhir tiba-tiba diakhir peilihan saya dan beberapa rekan saya diberitahu oleh assisten pelatih bahwa saya tidak masuk dalam skuad yang mewakili Daerah Jakarta Selatan. Kecewa jelas, karena seleksi demi seleksi yang berat telah saya lalui.

Mungkin kekecewaan saya karena tidak masuk dengan hal yang wajar mungkin bisa saya terima. Namun, ada yang tidak beres ketika di akhir-akhir seleksi dengan dicoretnya saya dan beberapa rekan saya. Karena ada beberapa orang “bawaan” entah dari mana dia asalnya langsung masuk kedalam  tim inti tanpa melakukan seleksi-seleksi atau tes sebelumnya. Disitulah saya merasa tidak terima dengan keputusan pencoretan di detik-detik akhir dengan memasukan orang yang langsung masuk tanpa tes. Dalam segi kemampuan sepertinya orang itu biasa-biasa saja, tidak ada skill atau kemampuan lebih dari pemain lainnya. Tidak hanya itu saja, banyak hal lain yang tidak saya ceritakan disini mengenai kecurangan-kecurangan yang ada.

Dari sinilah saya mengerti bagaimana Korupsi dan Kolusi di persepakbolaan sepertinya memang sudah mendarah daging dan mengakar sampai pencarian bibit-bibit muda ditingkat wilayah maupun daerah. Dalam kegagalan saya memperkuat tim Porda Jakarta Selatan mulai memupuskan asa saya untuk menjadi pemain sepakbola. Namun, tidak begitu saja saya tinggalkan begitu saja sepakbola. Karena memang hobi saya bermain bola tidak menghentikan saya untuk terus bermain.

Cukup tahu saja, itu kata yang hanya bisa saya ucapkan melihat kecurangan yang terjadi. Karena tidak tahu harus mengadu kemana permasalahan ini.

Saat ini, saya tidak berharap banyak unttuk menjadi pesepakbola professional, namun saya tetap bermain sepakbola dan mencintai olahraga ini dengan menjadi sporter sebuah Tim besar Ibukota yaitu Persija Jakarta. Sebagai sporter saat ini, sudah tidak heran lagi dengan KKN yang ada di dalam tubuh persepakbolaan negeri ini. Namun hal tersebut bukanlah harus dipeluhara tapi harus kita musnahkan untuk menuju sepakbola Jakarta dan Tanah Air Indonesia menjadi lebih baik lagi sejalan dengan cita-cita Mulia para pecinta sepakbola.

Ini hanya pengalaman kecil saya mengenai sepakbola ketika saya masih duduk dibanguk SMP dan SMA. Pengalaman yang membuat saya menjadi tahu praktek-praktek kotor yang harus dimusnahkan sampai ke akarnya. Sebenarnya Jakarta memiliki pemain-pemain muda berbakat yang sangat banyak dan tidak kalah dengan daerah-daerah lain. Namun cara yang mereka terapkan untuk menjaring para pemain bertalenta sangat salah. Sampai kapan ini terus terjadi ???, hanya waktu dan Tuhan yang bisa menjawabnya. Jakarta tidak krisis pemain muda, justru pemain muda Jakarta yang seharusnya dapat menjadi tolak ukur pembibitan pemain muda berbakat di Tanah air Indonesia. Karena semua yang ada telah lengkap hanya dikotori oleh budaya yang kurang baik dalam proses pembibitannya hingga banyak para pemain muda bertalenta yang harus tertunduk akan asanya yang tidak tercapai. Tolong beri kesempatan para pemain muda berbakat asal Jakarta. Saya yakin masih banyak pemain muda disudut kota Jakarta yang memiliki talenta tak kalah baiknya dengan pemain muda daerah lain.

Kami Punya Bakat, Kami punya Talenta Muda, namun kami tidak memiliki kesempatan dan keberuntungan. Itulah mungkin yang dikatakan oleh pemain muda asal Jakarta.

ini hanya pengalaman kecil yang menggambarkan pembibitan sepakola Jakarta. Maju terus kalian yang memiliki bakat dan talenta sepakbola. Biarkan kekotoran itu ada, namun kreatifitas kalian juga tetap ada.

11 thoughts on “Talenta Muda berbakat asal DKI Jakarta

  1. Ayo talelnta2 jakarta ..
    Kita buktikan pda daerah , indonesia .maupun dunia ..

    Dri jakarta kita lahir ..
    Dri snih tumbuh dan berkembang ..
    sekras apapun hdup di jakrta ..

    Hya stu obatnya yaitu nnton and dukung persija ..

  2. setubuh..!?

    ane jg pernah ngalaim hal yg -+ sama pd saat piala nike u 12
    thn 1994-1995 di std menteng wktu itu sya msh bergbung dlm ssb persija, sya smpat di latih om ronipati, om luthfi & om Hend.
    tim dki jakarta tergabung dri bbrapa ssb. seprti ssb Agora, arcici, dll. di final piala nike u 12 kami bertmu dngn tim dari medan dan kami kalah 1-2 dri tim medan.
    yg ternyata ad pemalsuan usia dri striker tim medan. di biodatda tercatac u12 ternyata usianya sudah 15thn terlihat dri fisik tubuhnya.
    cuape dch..!!

  3. semoga anak jak mania mana pun bisa mendukung persija dengan sportif tidak dengan kekerasan / anarkis ..

    kami jak waroeng boencit datang bukan untuk rusuh ..
    kami datang untuk mendukung tim kesayangan kami yaitu persija jakarta ..

  4. banyak memang anak jakarta yg sering qt temui di pinggir jalan sedang bermain bola…
    mereka bukanlah generasi gagal / sampah masyarakat yg akan datang…

    tapi dari merekalah kemana moral sepakbola indonesia akan dibawa…
    merekah bukanlah generasi yg GAGAL…
    tapi dari merekalah semua,a bisa terjadi…

    good write…
    salam JT jak oetara (PRIOX)..
    jakarta kote gue..

  5. itulah, kenapa jaman perserikatan setiap tim dibagi berdasarkan wilayah kota atau kabupaten. biar gak kelabakan kaya dki jakarta sekarang yang terlalu meng anak emaskan persija pusat (jakarta pusat). coba perhatikan juga pembinaan buat wilayah jakarta yang lain. seperti jakarta barat, jakarta selatan, jakarta utara dan lainnya.

  6. Pingback: Persija Jakarta memang seperti kota Jakarta | Persija | Jakmania | Jak Online

Leave a comment