Campur Aduk (part 1)

“Nulis di blog kayanya enak nih…”  tadi batin gua berkata begitu, iya tadi, ketika kondisi gua sangat runyam, dengan muka yang berubah jadi abstrak, gigi menguning serta dompet yang kian menipis #lho *hubungannya apa ini???*.

Parahnya nih ya, rasanya tuh kaya sedang di intai oleh pembunuh bayaran berwajah mengerikan bernama waktu, iyaa, waktu seperti sedang mengejar dan berada di beberapa meter di belakang gua dan ingin segera menyekek tepat di leher, saat itu, yup saat di mana kedodolan gua melonjak melebihi harga cabai di pasar, saat gua ga ngerti lagi gimana rasanya mandi di siang hari. saat aroma kalakian gua jadi yang paling terpinggirkan. hihihih

memang, kegilaan untuk segera membuat postingan begitu menggairahkan kerap kali gua berdiri di garis kematian (red: deadline), entah apa penyebabnya.. tapi emang selalu gitu.

Tapi tidak untuk saat ini (tips baca yg asik: baca seperti sedanng bersajak), setelah semua jadi berantakan gara –  gara jaringan internet yang tiba-tiba mati tanpa sebab yang jelas. makin males karena tiba-tiba gua kangen kasur dan kepikiran si dia. 🙂 *maaf numpang curhat*

harap di maklumi ya pemirsahhh… seperti yang tadi gua bilang, saat ini gua lagi sedang, saat, masa iya.. *gengsi dong* #Mulaingaco. jelasnya, Beberapa hari ini gua emang sedang menjauh dari siapapun kecuali MAC kesayangan gua yang sekarang mulai dekil, berjam jam nyelesain kerjaan dengan waktu yang terus mengintai selama berjam-jam. kenceng dong nih?.. iye kenceng urat, hehehe, yg jelas sekrang gua jadi ngantuk akut stadium 4, lemes level 10, gatel – gatel tingkat keluarahan.. 😀

Ga perlu di jelasin panjang lebar kan seperti apa acurnya gua kalo lagi deadline kaya gini, lagian ga penting banget, jadi ngapaian juga kan di ceritain.. tapi kalo penasaran banyak ko postingan postingan gua sebelumnya yang secara detail, lugas, dan trasnfaran menceritakan kondisi dimana gua sedang dalam masa karantina di dalam kantor.

Balik ke soal gua yang lagi kangen *cieeee.. kangen kasur dan si dia. Gini, selain gua yg beberapa hari harus terpaksa ronda di kantor akibat di kejar tanyang, kebetulan si doi sedang ada kegiatan yang nyaris mustahil bisa gua hubungin kapanpun gua mau seperti biasanya. alhasil komunikasipun mejadi terhambat beberapa hari ini. itu makanya kenapa gua jadi begitu kangen.

Terusin ga yah nih tulisannya?… ehmm kasi tau ga yah…

Lanjut ga ya.. gimana ya, besok aja ya lanjutin postingannya. sepertinya rasa kantuk sulit untuk di tahan nih, gajekan mata perlahan mulai rapuh.. dan inget pepatah lama yang mengatakan “segeralah tidur sebelum kasur di patuk ayam”

dan menurut gua ini sangat bermartabat, karena memberi jatah pada mata merupakan keputusan bijak 🙂

*sampai ketemu di postingan selanjutnya*

5 thoughts on “Campur Aduk (part 1)

    • bwahahahaha… kedodolan tiada tara namanya ini..

      *mohon maaf kesalahan bukan pada televisi anda*…

      tapi cabe sama bawang bersahabat kan ya.. jadi kalo ngomongin cabai udah termasuk bawang, sebaliknya kalo ngomongin bawang berikut cabai.. (sumber : perbincangan pagi di tukang sayur)

  1. Pingback: Campur Aduk part 2 |

Leave a reply to mar syahid Cancel reply